Waka Humas dan Kesiswaan - “Kami mengerjakan kegiatan semesteran. Sebenarnya ini adalah lomba antar kelas mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Karya yang dinilai paling bagus, selain akan mendapatkan nilai yang tinggi, juga akan mendapatkan hadiah dari sekolah,” ujar seorang siswa Tiya Khairina Izzati (14) sembari terus mengibaskan kuas yang dilumuri cat ke dinding.
Masing-masing kelas, lanjut Tiya, menunjuk minimal tiga orang perwakilan untuk ikut lomba membuat graffiti. Nilai yang akan didapat tergantung dengan usaha perwakilan kelas tersebut. Bila karyanya bagus, maka nilai teman-teman sekelasnya juga bagus. Sebaliknya bila hasilnya jelek, maka nilai siswa sekelas juga jelek.
“Makanya kami berusaha membuat graffiti sebagus mungkin. Karena kami telah ditunjuk dan dipercayai oleh teman-teman sekelas untuk mengikuti lomba ini. Perjuangan kami menentukan nilai teman-teman sekelas,” kata Tiya.
Dalam mengerjakannya, tambah Tiya, telah dibagi tugas. Ada yang bertugas membuat sketsa, menebalkan garis-garis dan mengecatnya. Cat yang digunakan adalah cat kaleng. “Kalau kami menggunakan cat tembok yang bermerek agar hasilnya lebih bagus dan warnanya tampak lebih hidup,” terang Tiya.
Siswa lainnya yang sibuk mewarnai lukisannya Qonita Laila Masyaroh (14) mengaku sangat senang bersaing lewat graffiti. “Urusan kalah atau menang, belakangan. Yang penting usaha. Karena target kami bukan menang, tapi bagaimana agar nilai kami tidak terlalu jatuh. Untuk temanya, kami telah sepakat membuat lukisan bumi yang menceritakan tentang global warming,” ujar Qonita.
Qonita menargetkan graffiti tersebut selesai hari ini (21/09). “Karena Hari Senin besok sudah d umumkan pemenangnya,maka kami berusaha untuk menyelesaikan lukisan ini," tambah Qonita. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat graffiti adalah pensil gambar, spidol hitam, kuas dan cat kaleng.
“Gambar yang mau dibuat bebas asalkan sesuai dengan tema, karena temanya adalah yang berhubungan dengan Global Warning. Batas waktu pembuatan hanya dua hari yaitu 21 sampai 22 September 2013, namun kami berusaha akan menyelesaikannya secepat mungkin,” kata Qonita.
Pantauan tim jurnalistik sekolah, sebanyak 8 bagian dengan ukuran tinggi 2 meter dan lebar 2 meter pada dinding tembok yang menjadi media pembuatan graffiti. Namun, tinggal 1 bagian yang sama sekali belum dikerjakan. Sedangkan bagian lainnya sudah dicat dan dibuat sketsanya. Tema yang di buat untuk semester ini hanya satu judul saja yaitu Stop Global Warming. “Untuk peralatan seperti cat dan kuas disediakan oleh sekolah,” ujar Wakil Kepala Bidang Humas dan Kesiswaan SMPIT Ulil Albab, Guntar S. Sembiring sembari memperhatikan kerja siswa/siswinya. (Saftawan)
Ini dia, dua dari beberapa yang di hasilkan dari lomba Graffiti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar